Selamat datang ke Wonderland ini para ALICE-ku yang tersesat...

Senin, 21 Desember 2009

The Princess and The Queen (Love & Truth 2nd season) Chaptre 3

Hikari & Tsubasa


Keesokan Harinya, Tsubasa, Hikari, beserta kakak-kakak Tsubasa yang lain berangkat pagi hari menuju Bandara untuk naik pesawat menuju Okinawa. Karena tidak terbiasa bangun pagi, Hikari pun menjadi mengantuk.




Ia tertidur di pundak Tsubasa saat perjalanan menuju Okinawa. Tsubasa mengelus-elus kepala Hikari yang tertidur di pundaknya itu dan mencium dahinya. Tatapan lembu terpancar dari bola mata Tsubasa yang memandangi kekasihnya yang tertidur itu.




Di sisi lain, Kouki, adik kembar Shiki memperhatikan Tsubasa dan Hikari. Sejak pertama ia melihat mereka berdua, entah mengapa ia benci sekali pada Hikari.


”Ada apa Kouki?” Tanya Shiki yang duduk di sebelahnya
”Tidak... tidak apa.” Ia berbohong. Ia pun berhenti memperhatikan Tsubasa dan Hikari.




Beberapa jam kemudian, mereka pun tiba di Okinawa. Tsubasa dan lain pun turun dari pesawat. Mereka lalu menaiki sebuah mobil limosine yang telah menjemput mereka di Bandara itu. Di dalamnya terdapat seorang kakek berumur 50 tahunan yang merupakan Butler pribadi keluarga itu.


Mereka ber-enam pun naik ke dalam mobil itu. Dalam perjalanan, suasanya tampak ceria karena Shiki dan Sora yang menghangatkan suasana. Namun, hanya Kouki saja yang tetap diam. Walau Yuu dapat dibilang pendiam, setidaknya ia masih merespon.




Akhirnya mereka tiba di depan sebuah Villa mewah bercat putih dan ornamen keemasan. Villa itu merupakan pemberian dari kakek Yuu dahulu. Sungguh Villa yang sangat megah.


Mereka pun memasuki Villa itu. Terdapat sekitar 6 kamar tidur, 1 ruang dapur, 2 ruang musik, 1 perpustakaan, 1 lapangan serbaguna dan 1 kolam berenang yang cukup luas.




Walau kamar mereka banyak, tetapi mereka tetap tidur berduaan. Yuu dengan Sora, Shiki dengan Kouki dan Tsubasa tentu saja dengan Hikari.


”Tsu~~” Panggil Sora sebelum Tsubasa ingin masuk ke kamarnya
”Ada apa Niisama?” Tanyanya
”He he.... Goodluck dan jangan terlalu berisik ya.” Bisiknya iseng
”Eh?! O///o” Tsubasa seketika memerah ”B-baaka!!” Ujarnya lagi
Tsubasa mengajak Hikari ke dalam kamar. Mereka kemudian menaruh barang-




barangnya masing-masing di tempatnya. Terlintas kata-kata Sora di benaknya dan ia memerah sendiri.


Hikari yang menyadari keanehan itu menghampiri Tsubasa karena khawatir.




”Tsubasa, kamu tidak apa?” Tanyanya Khawatir
”Eh? Err...-///- iya...tenang saja.” Jawabnya gugup
”Tapi... wajahmu merah sekali.”
”He?! O.o” Tsubasa menampar pipinya sendiri agar tidak gugup lagi ”A-aha ha....lihat, sudah tak apa kan?” Katanya tidak karuan


Hikari tiba-tiba menggenggam tangan Tsubasa. Wajahnya sangat terlihat khawatir. Hal itu membuat Tsubasa memerah lagi.




”Benar? Tsubasa tidak bohong kan?” Ujarnya


Tsubasa kemudian mencium bibir Hikari tiba-tiba.


”Tidak...” Jawabnya. ”Nah, sudah malam. Besok kita akan jalan-jalan jadi malam ini kita harus istirahat.” Lanjutnya dengan semangat


Hikari tersenyum melihat kekasihnya sudah ceria lagi. Ia mengangguk dan mengambil tempat duluan di tempat tidur dan diikuti oleh Tsubasa. Hikari terlelap dalam tidurnya sambil memeluk Tsubasa.




Esok paginya, saat Hikari terbangun, Tsubasa sudah tidak ada di sampingnya. Ia agak panik dan lari keluar kamar. Suasana terlihat sangat sepi. Ia pun mencoba mencari Tsubasa.


Ternyata saat Hikari sampai di dapur, ia melihat Tsubasa sedang mencoba untuk memasak sesuatu walau sepertinya ia kesulitan. Hikari tertawa kecil melihat Tsubasa seperti itu dan Tsubasa menyadarinya.


”Hikari?” Panggilnya
”Nf ha ha...Tsubasa-kun lucu.” Hikari menertawakannya
”Ah... - w –a. A-aku tidak begitu bisa memasak.” Jawabnya malu-malu
”Hee... tapi waktu itu masakanmu lumayan enak kok.”
”Emm.... Cuma satu masakan saja yang kukuasai.”
”Ooh...” Hikari terdiam sebentar ”Tsubasa... Kenapa kakakmu...Kouki-san tampaknya membenciku?” Tanyanya
”Kou-niisama? Benarkah? Apa dia mengatakan sesuatu padamu?” Tanyanya penasaran
”Tidak....hanya. Dari matanya, aku tau dia tidak menyukaiku.” Jawabnya lemas


Tsubasa terdiam sebentar lagi.


”Begitu....” Ia terdiam ”ia masih...” gumamnya


Hikari yang mendengar sedikit dari kata-kata terakhir Tsubasa agak bingung dan juga penasaran.



”Nah, sudah jadi. Ayo kita siapkan.” Kata Tsubasa dengan girang
”Ah...i-iya.” Hikari tersenyum


I Know The Reason...
You....
Still Had The Feeling, Right?

0 komentar:

Posting Komentar